MEMBUAT BATAKO SENDIRI
Membuat batako sendiri, ternyata gampang-gampang susah. Ini
sudah saya praktekan sendiri. Tentunya hanya sekedar mencoba, dengan hasil
untuk di gunakan sendiri, bukan untuk pemasaran. Hal yang mengasyikan buat
saya, apabila bisa mengerjakan sesuatu, walaupun bukan bidangnya. Walaupun akan
banyak kesalahan, tapi tentunya hal ini akan menjadikan perasaan lebih puas dan
bangga. Dan pengalaman berharga bagi kehidupan saya pribadi.
Langsung saja, mari kita awali dengan menyiapkan bahan-bahan
dan peralatan kerja. Bahan-bahan membuat batako adalah pasir dan semen saja
serta air secukupnya, dengan perbandingan 1 : 7, namun saya menggunakan
perbandingan 1 : 9, dengan hasil yang belum di ketahui kekuatannya. Di beberapa
tempat pembuatan batako, bahan-bahannya di tambahi dengan kapur bangunan,
dengan perbandingan 1 : 2 : 10. Bahkan ada yang lebih, hal ini menurut selera
si pembuat/si pemakai. Tentunya apabila mengunakan perbandingan yg semakin
kecil. Akan memakan biaya yang tidak ekonomis, dan perbandingan yang terlalu
besar juga akan mengurangi kekuatan dan kwalitas batako itu sendiri. Jadi
semuanya tergantung dari kita, mau seberapa bagus kwalitas batakonya, tentunya
dengan membuat sendiri. Karena kalau memesan, kita tidak bisa menjamin kebenaran
perbandingan bahan-bahannya.
Pasir.
Semen.
Air.
Alat-alatnya adalah, cetakan batako, ini saya buat dari
kayu, mengingat hanya sementara saja, karena tidak untuk produksi masal.
Ukurannya adalah L = 12 cm, T= 20 cm, dan P = 39 cm, pada umumnya Lebar batako
pasaran adalah 10 cm, namun saya membuatnya 12 cm. Ini adalah kemauan saya
sendiri. Namun untuk panjang dan tingginya adalah mengikuti ukuran batako umum.
Cetakan batako a
Cetakan batako b.
alat-alat lainnya
Proses pembuatannya adalah, campur semen dan pasir dengan
perbandingan seperti di atas/menurut
selera, basahi dengan air, INGAT..!! tidak terlalu basah dan tidak juga kering.
Hanya sekedar basah saja, tidak seperti adukan untuk pemasangan bata. Sebagai
standar adalah, apabila adukan diremas menggumpal dan tidak pecah, dan tidak tertinggal di
tangan.
Adukan batako
Lihat pada foto di atas, adukan tidak basah dan tidak
kering. Bahasa jawanya, JEMMEK, atau lembab saja.
Apabila adukan terlalu kering/kurang basah, maka akan mudah
gompal atau tidak rata permukaan batako nanti. Namun appabila terlalu basah,
akan sulit di padatkan, karena adukan akan seperti cor-coran. Dan tentunya itu menjadi lain
namanya bila tetap di cetak, cetakan adukan. Maka perlu ketelitian pada saat
pemberian air, ukuran air tidak bisa di standarkan karena kondisi kelembaban
pasir yang berbeda-beda. Pasir yang baru dari sungai tidak perlu lagi di beri
air. Bahkan itulah ukuran kelembaban yang
bagus, karena sudah merata.
Siapkan/rangkailah cetakan batako yang tersedia. Pastikan
baut sudah di pasang kencang tapi tidak terlalu kencang. Buat cetakan
sesederhana mungkin,karena cetakan yang rumit memerlukan ketelitian tersendiri
nantinya.
Belum di rangkai
Cetakan sudah di
rangkai
Masukkan adukan ke cetakan, kemudian di padatkan dengan di
sosrok dengan kayu/cetok, lebih bagus lagi dengan palu ukuran 5kg, di pukul
merata. Kemudian di isi lagi hingga penuh dan padat.
Isian adukan setengah
Setelah adukan di pastikan padat maka kemudian di tuangkan pada tempat yang rata, dan tidak ambles bila batako di letakan, karena batako beratnya lebih dari 5 kg. Lepaskan baut, lepaskan cetakan dengan hati-hati, karena dalam proses ini bila batako tersenggol sedikit saja akan gompal bahkan hancur.
Demikianlah cara membuat batako menurut pengalaman pribadi
saya sendirl. Dan tentunya jauh berbeda dengan proses pembuatan di tempat
pembuatan batako yang memang untuk di pasarkan. Mereka menggunakan alat-alat
yang lebih baik, bahkan menggunakan mesin press batako.
Namun apabila pembaca yang budiman ingin berkreasi sendiri,maka mulailah dari yang sederhana dulu, baru setelah paham betul, bisa memperbaiki yang sederhana itu. Pasti hasilnya akan lebih memuaskan. Selamat mencoba.